Mengetahui berbagai klasifikasi kebakaran sangatlah penting dalam memahami jenis alat pemadam api mana yang cocok digunakan ketika kebakaran terjadi karena api memiliki berbagai jenis dan ukuran. Oleh karena itu, memiliki alat perlindungan yang tepat untuk melawan kebakaran jenis tertentu itu penting. Salah satu alat tersebut adalah alat pemadam api karbon dioksida.
Sebenarnya apa sih, alat pemadam api jenis karbon dioksida (fire extinguisher CO2) itu? Di bawah ini Anda akan mempelajari segala hal tentang alat pemadam kebakaran yang paling populer itu.
Baca juga: Fire Extinguisher ABC Powder Untuk Rumah Tangga dan Industri
Alat pemadam api ringan (APAR) jenis karbon dioksida biasa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B – diakibatkan oleh gas dan cairan yang mudah terbakar, seperti minyak dan gas – serta kelas C (listrik). Alat ini juga disebut sebagai alat pemadam kelas B. Gas karbon dioksida yang tidak mudah terbakar menjadi media pemadam yang terisi di dalamnya.
Salah satu keunggulan menggunakan alat pemadam ini adalah tidak adanya sisa yang ditinggalkan setelah media disemprotkan. Hal ini sangat menguntungkan jika digunakan di tempat yang memiliki banyak peralatan elektronik sensitif yang tidak boleh bersentuhan dengan air.
Media pemadam yang digunakan dalam alat ini sangat sesuai untuk digunakan di ruang komputer dan data server, laboratorium, ruang generator, ruang mesin, dan ruang tempat menyimpan cairan mudah terbakar.
Terdapat beberapa jenis alat pemadam. Memahami perbedaan antara satu jenis dengan jenis lainnya sangat penting, terutama jika Anda berada di lingkungan kerja yang rentan terjadi kebakaran. Pasalnya, bisa jadi Anda adalah salah satu orang yang paling dekat dengan tempat penyimpanan APAR ketika kebakaran terjadi.
Jika kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik atau cairan dan gas yang mudah terbakar, segeralah ambil alat pemadam karbon dioksida. Alat ini berupa tabung merah berlabel hitam bertuliskan “CO2” dengan tulisan putih.
Jika terlalu panik sehingga tidak bisa memeriksa label, Anda bisa memeriksa ujung selangnya saja. Ujung selang alat dengan media pemadam karbon dioksida selalu berwarna hitam.
Jika tempat Anda memiliki risiko kebakaran kelas B dan C, menyediakan alat pemadam kebakaran karbon dioksida adalah sebuah keharusan. Selain itu, sangat penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang cara kerja alat penanggulangan kebakaran ini.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, alat pemadam ini menggunakan karbondioksida sebagai media pemadamnya. Gas karbon dioksida disimpan dalam alat ini dalam bentuk cair.
Ketika disemprotkan, karbon dioksida cair itu keluar ke udara menjadi gas. Gas itu kemudian menetralisasi atau menghilangkan oksigen dari udara yang membuat api tetap menyala. Setelah karbon dioksida bersentuhan dengan oksigen di udara, ia akan mematikan nyala api atau menghambatnya menyebar. Mengingat karbon dioksida yang disimpan di dalam tabung bersuhu rendah, gas itu tidak hanya mematikan api, tetapi juga mencegahnya menyala lagi.
Agar tidak salah dalam penggunaannya, ikuti rumus T.A.T.A yang merupakan singkatan dari
Api padam dalam hitungan tiga menit jika penyebab kebakaran adalah benda gas dan cair. Membutuhkan waktu sampai 10 menit untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh benda padat. Jika sampai waktu tersebut api belum padam, segera hubungi stasiun pemadam kebakaran terdekat.
Selain mengetahui cara menggunakan tabung pemadam, mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran juga penting meskipun Anda tidak ditunjuk menjadi ketua penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
Jika Anda adalah pemilik perusahaan, memastikan seluruh pegawai memahami cara penanggulangan kebakaran harus menjadi prioritas. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi kerusakan aset dan menekan angka pegawai yang terluka.
Jika memutuskan membeli alat ini, Anda perlu memahami segala hal tentangnya. Berikut empat hal penting yang perlu diketahui tentang tabung pemadam kebakaran CO2.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tabung pemadam CO2 sesuai digunakan untuk menjinakkan kebakaran kelas B dan C. Pasalnya, ia tidak meninggalkan bekas sehingga tidak merusak peralatan listrik. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan tabung ini menjadi alat pemadam populer.
Ketika CO2 disemprotkan ke udara, gas itu tampak seperti awan. Awan ini mengurangi jumlah oksigen di sekitar api dan menutupinya. Alat ini tidak bisa bekerja dengan baik di luar karena angin. Angin bisa mengempaskan CO2 dari api dan membuat O2 kembali menyalakan api.
Sebagaimana gas pada umumnya, karbon dioksida dalam tabung akan langsung menyebar setelah disemprotkan. Oleh karena itu, jangkauan semprotan karbon dioksida terbatas pada radius satu sampai tiga meter. Radius ini bisa dibilang setengah dari pemadam tipe ABC.
Selain menghilangkan kandungan oksigen di udara, karbon dioksida pada APAR akan menurunkan suhu api dengan suhu rendahnya. Setelah memadamkan api, gas itu akan menghilang di udara tanpa jejak. Hal itu juga berarti gas tersebut tidak mengakibatkan kerusakan. Ini adalah keunggulan terbesar dari penggunaan alat pemadam CO2 untuk pemadaman peralatan elektronik mahal yang tersulut api.
Meskipun tergolong aman bagi peralatan elektronik, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan ketika menggunakan APAR ini. Berikut penjelasannya.
Jika APAR karbon dioksida digunakan di ruang tertutup atau kurang ventilasi, ada risiko petugas terkena asfiksia. Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh seseorang kekurangan oksigen yang mengakibatkan hilang kesadaran dan mengancam nyawa.
Ketika disemprotkan, CO2 berubah dari cair menjadi gas. Tekanannya adalah sekitar 55 BAR, sedangkan tekanan APAR air adalah 12 BAR. Artinya, jika penggunaan alat ini dilakukan tanpa penggunaan selang dan ujung selang yang sesuai, semburannya bisa menyebabkan cedera, seperti pergelangan yang keseleo, bahkan patah.
Mengingat tekanannya yang tinggi, CO2 dalam tabung akan keluar dengan cepat yang membuatnya cepat habis. Jika menggunakannya, sebaiknya pengguna bisa memastikan api sudah bisa dipadamkan sebelum isi tabung habis.
Ketika karbon dioksida berubah dari cair menjadi gas ketika disemprotkan, suhunya sangat rendah. Luka bakar akibat suhu dingin terjadi jika petugas tidak memegang tabung dengan benar atau jika tabung tidak dilengkapi ujung selang tahan beku.
Jika mengatasi kebakaran akibat korsleting listrik, ada baiknya mematikan seluruh sumber aliran listrik terlebih dahulu. Hal ini untuk mencegah petugas tersengat listrik ketika memeriksa peralatan listrik setelah api dipadamkan.
Itulah segala hal yang perlu dipahami tentang fire extinguisher CO2.
Walaupun tergolong aman untuk mengatasi kebakaran kelas B dan C, alat ini tetap memiliki kekurangan tersendiri. Pastikan memperhatikan segala risiko yang ditimbulkannya sebelum menggunakan alat untuk menjamin keselamatan Anda.
Share On