Pada sistem pemadam kebakaran, ada banyak pilihan alat yang harus dimiliki dengan fungsi serta keunggulan masing-masing dalam memadamkan api. Salah satu yang cukup penting dan tidak bisa diabaikan keberadaannya adalah coupling fire hose atau komponen penghubung selang (fire hose) dan nozzle.
Dikenal pula dengan istilah coupling, komponen penting dalam sistem pemadam kebakaran ini memiliki fungsi sebagaimana pipa air yang menghubungkan tandon dan keran. Tanpa adanya coupling, air tidak bisa dikeluarkan dari hidran dan disemprotkan melalui nozzle.
Pada dasarnya, coupling merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan dan menghentikan aliran air pada fire hose yang telah dipasangi nozzle. Karena senantiasa terlibat atau berinteraksi dengan air, coupling dibuat dari bahan anti korosi. Setidaknya ada beberapa jenis fire hose coupling yang bisa dijadikan referensi dalam memilih.
Baca juga: Mengenal Hose Reel dan Kegunaannya untuk Petugas Damkar
Jenis ini dikenal pula dengan nama john morris coupling. Salah satu keunggulannya adalah, dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa fire hose secara bersamaan. Coupling ini juga dapat dipasang dan dilepas dengan mudah memanfaatkan mekanisme pelepasan bawaan pabrik.
Storz coupling memiliki dua bagian pengunci terpisah dengan kepala pengunci yang terdiri dari 2 lugs. Agar berfungsi maksimal, coupling fire hose ini juga dilengkapi dengan hose tail bergerigi dan blanking cap.
Berasal dari Jepang, machino coupling dilengkapi dengan mekanisme penyambungan dan pelepasan efektif. Teknologi ini membuat waktu pemadaman api lebih cepat dilaksanakan sehingga dampaknya bisa segera diminimalisasi. Sayangnya, sampai saat ini machino coupling baru tersedia di Jepang.
Dikembangkan di Kanada pada tahun 1977, forestry coupling hadir sebagai solusi akibat tidak maksimalnya fungsi storz coupling. Di lapangan, storz sering membuat fire hose kehilangan volume air sebab diameternya terlalu kecil. Saat ini, forestry coupling merupakan alat resmi yang digunakan petugas pemadam di Kanada, Amerika Serikat, dan Australia.
Jenis ini termasuk salah satu yang paling banyak digunakan di beberapa kawasan Eropa seperti Perancis atau Belgia. Untuk memasang coupling ini, petugas pemadam biasanya menggunakan tangan atau kunci pas tricoise saja. Bagian tutup kuncinya sendiri termasuk simetris sehingga mudah diidentifikasi.
Nakajima merupakan coupling tipe seperempat putaran dan biasanya banyak digunakan di Jepang. Nakajima coupling sendiri hadir dalam beberapa ukuran yang cocok digunakan oleh hampir semua jenis fire hose yang beredar.
Mengingat betapa pentingnya fungsi coupling, wajar apabila komponen ini seharusnya komponen ini terbuat dari bahan terbaik. Coupling dengan ukuran tidak pas atau bahan rentan tidak mungkin bisa bekerja secara efektif. Kecelakaan minor pun dapat terjadi apabila hal ini diabaikan.
Kebanyakan coupling terbuat dari kuningan dan aluminium, tapi yang terbaik adalah yang terbuat dari stainless steel. Meskipun lebih mahal, bahan stainless terbukti anti korosi dan tahan cuaca. Inilah mengapa kebanyakan fire hose coupling berbahan stainless cenderung lebih awet daripada yang terbuat dari bahan kuningan.
Sementara untuk ukuran, secara umum coupling yang beredar di pasaran hadir dalam ukuran 1,5 sampai 2,5 inci. Dengan ukuran tersebut, coupling bisa menahan tekanan air hingga 1.6Mpa. Salah satu coupling yang memiliki ukuran standar tersebut adalah jenis machino coupling.
Meskipun begitu, ada beberapa jenis coupling lain hadir dengan ukuran lebih kecil sehingga kerap mengalami penyumbatan. Hal ini membuktikan, ukuran coupling cukup berpengaruh pada efektivitas distribusi air untuk memadamkan api.
Jadi, sudah tahu apa material coupling fire hose terbaik? Semoga bermanfaat.
Share On