Dalam kehidupan sehari-hari, kita dikelilingi oleh berbagai jenis bahan kimia. Bahan kimia ini sebagian besar terkandung dalam produk rumah tangga, industri, kosmetik dan masih banyak lagi. Beberapa di antara zat kimia ini termasuk ke dalam kategori bahan kimia mudah terbakar.
Lalu, apa bahan kimia mudah terbakar itu? Menurut Biologi SMP/MTs Kls VII (KTSP), Agung Wijaya (2006:41) bahan kimia yang bersifat mudah terbakar adalah zat yang mudah menguap apabila bercampur dengan udara di sekelilingnya. Apa saja contohnya?
Bahan kimia mudah terbakar contohnya yang pertama adalah zat yang bisa terbakar langsung. Bahan kimia yang mudah terbakar bereaksi langsung dengan oksigen di udara dan menghasilkan panas tinggi. Contohnya adalah hidrogen (H2), gas yang sangat mudah terbakar dan mudah meledak. Penanganan bahan kimia mudah terbakar ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan risiko yang membahayakan.
Gas termasuk salah satu bahan kimia laboratorium yang mudah terbakar. Gas juga ditemukan dalam aktivitas sehari-hari berupa gas LPG untuk memasak. Ada beberapa jenis gas yang mudah terbakar apabila tercampur dengan udara dalam kadar tertentu dan tersulut api. Contohnya antara lain:
Penyimpanan bahan kimia mudah terbakar di atas perlu dilakukan sesuai dengan ketentuan. Apabila kamu sering beraktivitas dengan gas-gas di atas, sangat direkomendasikan untuk menyiapkan alat pemadam api ringan seperti cairan pemadam api untuk mencegah risiko terjadinya kebakaran.
Baca juga: Alat Pemadam Api Gas: Kulik Fakta dan Keunggulannya di Sini
Cairan mudah terbakar adalah zat cair yang memiliki titik nyala rendah, sehingga dapat dengan mudah terbakar saat terkena sumber panas atau api. Titik nyala adalah suhu terendah di mana cairan menghasilkan uap yang cukup untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara. Contohnya antara lain adalah:
Aseton adalah cairan yang sering digunakan sebagai pembersih cat kuku dan pelarut dalam berbagai aplikasi industri dan rumah tangga. Selain itu, aseton juga digunakan dalam proses pembuatan plastik, serat sintetis, dan obat-obatan. Sebagai cairan yang mudah menguap dan terbakar, aseton memerlukan penanganan yang hati-hati untuk mencegah kebakaran.
Bensin adalah cairan yang sangat mudah terbakar dan memiliki sifat yang mudah meledak, menjadikannya bahan bakar utama untuk kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor.
Selain digunakan sebagai bahan bakar, bensin juga digunakan dalam beberapa proses industri sebagai pelarut. Penanganan dan penyimpanan bensin harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena uapnya dapat membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.
Minyak tanah termasuk bahan kimia mudah terbakar yang biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu minyak, kompor, dan pemanas. Minyak tanah memiliki titik nyala yang lebih tinggi dibandingkan dengan bensin, sehingga lebih aman untuk penyimpanan dan penggunaan rumah tangga. Namun, tetap diperlukan kewaspadaan dalam penggunaannya untuk mencegah kebakaran.
Alkohol, atau etanol, adalah cairan mudah terbakar yang ditemukan dalam berbagai jenis minuman beralkohol dan digunakan sebagai bahan bakar nabati. Etanol juga digunakan sebagai pelarut dalam industri farmasi dan kosmetik. Karena sifatnya yang mudah terbakar, penyimpanan dan penggunaan alkohol harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Zat-zat seperti natrium (Na) dan kalium (K) adalah logam yang sangat reaktif, terutama saat bersentuhan dengan air. Kedua logam ini bereaksi keras dengan air, menghasilkan panas yang tinggi dan gas hidrogen, yang dapat menyebabkan ledakan. Natrium, yang dikenal karena reaktivitasnya yang tinggi, langsung bereaksi dan menghasilkan nyala api.
Kalium bahkan lebih reaktif daripada natrium, dengan reaksinya yang lebih eksplosif saat terkena air. Karena sifat-sifat ini, penanganan natrium dan kalium memerlukan tindakan pencegahan yang ketat untuk menghindari kontak dengan air dan mencegah potensi kebakaran atau ledakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan bahan kimia mudah terbakar seperti hidrogen, gas LPG (propana, butana, metana), cairan seperti aseton, bensin, minyak tanah, alkohol, serta zat yang sensitif terhadap air seperti natrium dan kalium. Penanganan dan penyimpanan bahan-bahan ini memerlukan kewaspadaan tinggi untuk mencegah kebakaran atau ledakan. Selalu siapkan alat pemadam kebakaran untuk mengurangi risiko kecelakaan
Selain memahami cara penanganan yang tepat untuk setiap zat kimia, jangan lupa bekali diri dan orang-orang di sekitarmu tentang cara menggunakan alat pemadam kebakaran termasuk cara isi ulang alat pemadam api ringan hingga masa kadarluasa alat pemadam api yang ada di rumah/gedungmu. Pemahaman ini dapat membantu menghindarkanmu dari risiko kebakaran yang merugikan.
Butuh perlengkapan pemadam termasuk alat pemadam api berat termasuk fire hydrant hingga alat pemadam api thermatic? Sahabat Utama Suksesindo sebagai importir alat pemadam kebakaran siap menyediakannya untukmu.
Share On