Topik klasifikasi kebakaran bukan sesuatu yang familiar. Makna dari istilah tersebut adalah pengelompokan jenis kebakaran berdasarkan sumber penyebabnya. Ketidaktahuan masyarakat terhadap hal ini yang membuat berbagai kasus kebakaran yang sebenarnya dapat diminimalisir kerugiannya atau ditangani dengan cepat justru gagal dan berdampak fatal. Mengapa bisa demikian? Sepenting itukah memahami klasifikasi tersebut?
Tentu saja, karena masing-masing sumber api memiliki karakteristik berbeda. Secara otomatis, tidak bisa ditangani dengan cara dan alat pemadam kebakaran – termasuk APAR yang sama. Salah teknik dan peralatan bisa jadi justru membuat kobaran api yang semula kecil, menyebar hingga tidak terkendali. Jika hal itu terjadi, maka kerugian fatal tidak terhindarkan.
Klasifikasi kebakaran di Indonesia diatur dalam peraturan resmi pemerintah. Secara tersirat, hal ini menunjukkan pentingnya masyarakat memahami tentang klasifikasi kasus kebakaran. Lantas, apa saja pembagian macam-macam kebakaran di Indonesia berikut cara atau alat yang tepat untuk pencegahan maupun penanganannya? Klasifikasinya sesuai dengan keputusan pemerintah dijabarkan secara lengkap di bawah ini:
Pertama, ada klasifikasi kebakaran kelas A, yaitu kebakaran yang disebabkan atau melibatkan bahan-bahan padat. Contohnya: kayu, kertas, kain, karet dan semacamnya. Kebakaran jenis ini sering terjadi di rumah, ruang produksi seni, atau industri. Material tersebut di atas rentan terbakar dan begitu mudah merembet dengan cepat. Meskipun demikian, tetap bisa ditangani.
Alat pemadam api yang tepat untuk kebakaran kelas A adalah jenis APAR dengan isi air, busa, dan bubuk kimia kering. Namun, kebakaran dapat dicegah semaksimal mungkin dengan menjauhkan benda-benda tersebut dari sumber api seperti korek, lilin dan sejenisnya. Juga, tidak terlalu dekat dengan perangkat listrik agar tidak tersambar saat konsleting.
Selanjutnya ada klasifikasi kebakaran kelas B yang disebabkan atau ada keterlibatan bahan cair dan gas yang mudah terbakar di dalamnya. Contoh material yang dimaksud adalah minyak, bensin, gas alam, dan sejenisnya. Dibandingkan dengan kebakaran jenis lainnya, kebakaran kelas B lebih cepat merambat atau menjadi besar. Juga, cukup sulit untuk ditaklukkan.
APAR yang ampuh untuk memadamkan klasifikasi kebakaran yang satu ini antara lain: APAR foam (busa), karbon dioksida (CO2), dan bubuk kering (dry powder). Jenis kebakaran yang satu ini bisa terjadi di rumah akibat penggunaan minyak berlebihan atau kesalahan pemasangan tabung gas, di laboratorium yang penuh bahan kimia, maupun di pabrik.
Setelah kelas B, tentu saja ada klasifikasi kebakaran kelas C yang disebabkan oleh korsleting atau hubungan arus pendek instalasi kelistrikan maupun perangkat elektronik. Kondisi seperti ini bisa terjadi karena beberapa alasan:
Panas yang dihantarkan sekring, semestinya berubah menjadi partikel listrik pada peralatan atau perangkat elektronik. Namun akibat faktor-faktor di atas, justru mengalami konsleting, muncul percikan api, hingga kebakaran. Solusinya memadamkan api dengan APAR CO2 atau dry powder.
Baca Juga: Tidak Semua APAR Bisa Dipakai! Ini APAR untuk Kebakaran Listrik
Terakhir, ada klasifikasi kebakaran kelas D yang disebabkan logam. Contohnya magnesium dan aluminium. Sebenarnya, jenis kebakaran yang satu ini cukup jarang terjadi. Karena tempat-tempat dengan sediaan zat tersebut sangat terbatas dan biasanya sudah dilengkapi dengan proteksi sekaligus tindakan pencegahan lengkap untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kebakaran. Contohnya laboratorium dan rumah sakit.
Kebakaran tersebut dapat diatasi menggunakan APAR jenis clean agent yang tidak meninggalkan residu saat memadamkan api. Supaya tidak mengkontaminasi zat-zat lain di lokasi atau merusak perangkat di sekitarnya. Kamu bisa mendapatkan produk APAR yang satu ini maupun jenis lainnya di penjual alat pemadam kebakaran seperti Sahabat Utama Suksesindo. Mulai APAR dry powder hingga clean agent, tersedia dengan lengkap.
National Fire Protection Association (NFPA) merupakan organisasi teknik dan pendidikan internasional, yang memajukan ilmu pengetahuan dan metode pencegahan maupun proteksi dalam peristiwa kebakaran. Klasifikasi kebakaran menurut NFPA tidak berhenti sebatas A – D, namun ada sub tambahan, yaitu kelas K. Apa yang dimaksud kebakaran kelas K dan cara pencegahan serta penanganannya?
Baca Juga: Kode Standar NFPA Terbaru? Yuk, Simak Ulasan Menarik Ini!
Kebakaran kelas K merupakan klasifikasi kebakaran yang disebabkan atau melibatkan minyak goreng dan lemak dapur. Lokasi kejadian terbanyak tentu rumah, tempat usaha kuliner, atau pabrik produksi yang menyertakan bahan-bahan tersebut. Biasanya dipicu konsentrasi lemak tinggi. Lemak bersifat menghantarkan panas, sehingga tidak heran ketika kadarnya berlebih dapat menyebabkan peristiwa kebakaran serius.
Namun, kamu dapat mengatasi situasi tersebut menggunakan APAR dengan material isi wet chemical alias bahan kimia basah di dalamnya. Begitu pula dengan klasifikasi kasus kebakaran yang lain. Jika skalanya kecil – sedang, kamu masih bisa memadamkannya sendiri memakai APAR. Tentu saja, yang penting selalu menyediakan alat pemadam dan tetap tenang menanganinya.
Share On