details iamge

Ketahui Jenis dan Fungsi Hydrant Pillar Pemadam Kebakaran di Sini!

Hydrant pillar adalah perangkat penting dalam sistem pemadam kebakaran yang berfungsi sebagai penghubung antara sumber air dengan selang pemadam kebakaran. Fungsi hydrant pillar yang utama adalah menyalurkan pasokan air secara efisien ke titik kebakaran lewat selang pemadam kebakaran. Seperti hanya hydrant valve dan hydrant box, penggunaan dan cara kerja hydrant pillar juga perlu dipahami dengan baik demi proses pemadaman api yang efektif.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang fungsi hydrant pillar, jenis hydrant pillar, bagian-bagian hydrant pillar serta berbagai hal lain yang terkait dengan perangkat ini. Simak selengkapnya sampai tuntas!

 

 

Fungsi dari Hydrant Pillar Yaitu Sumber Air bagi Pemadam Kebakaran

Hydrant pillar, atau pilar hidran, adalah instalasi pipa air bertekanan tinggi yang dipasang di atas tanah atau tertanam di dalam tanah. Fungsinya sebagai sumber air utama untuk membantu memadamkan api saat terjadi kebakaran. Hydrant pillar biasanya dihubungkan dengan jaringan air PDAM atau sumber air lainnya termasuk lada sistem pemadam kebakaran.

Hydrant pillar biasa memiliki dua jalur keluar air, yaitu untuk pengisian dan pengeluaran air. Sebaliknya, hydrant pillar one way hanya memiliki satu jalur keluar air. Artinya, air hanya dapat mengalir searah dari sumber air menuju selang pemadam kebakaran yang terhubung.

Fungsi hydrant pillar one way sangat vital ketika digunakan untuk memadamkan api, khususnya dalam situasi ketika pencegahan aliran balik air dan penghematan air menjadi prioritas.

Baca juga: Lokasi Pemadam Kebakaran di Jakarta Terlengkap Beserta Kontak

 

Mengenal Bagian-Bagian Hydrant Pillar serta Fungsinya

Untuk mendukung peran pentingnya dalam distribusi air, hydrant pillar dilengkapi dengan komponen-komponen penting antara lain:

 

1. Pipa Utama Hydrant

Pipa utama hydrant adalah pipa yang menghubungkan hydrant pillar dengan sumber air, seperti jaringan PDAM atau sumur bor. Pipa ini terbuat dari bahan yang kuat dan tahan lama, seperti besi cor atau baja, dan memiliki diameter yang cukup besar untuk mengalirkan air dengan volume tinggi.

 

2. Valve Hydrant (Katup)

Valve hydrant, atau katup hydrant, adalah komponen yang berfungsi untuk mengontrol aliran air dari pipa utama hydrant ke selang pemadam kebakaran. Katup ini biasanya terbuat dari besi cor atau baja dan memiliki mekanisme penguncian untuk mencegah kebocoran air.

Baca jugaMemahami Fungsi Safety Valve: Pentingnya dalam Keselamatan Industri

 

3. Hose Connection (Sambungan Selang)

Hose connection, atau sambungan selang, adalah titik koneksi untuk menghubungkan selang pemadam kebakaran ke hydrant pillar. Sambungan ini biasanya terbuat dari besi cor atau baja dan memiliki ulir yang sesuai dengan standar selang pemadam kebakaran.

 

4. Selang Pemadam Kebakaran

Selang pemadam kebakaran adalah pipa fleksibel yang digunakan untuk menyalurkan air dari hydrant pillar ke lokasi kebakaran. Selang ini terbuat dari bahan yang kuat dan tahan air, seperti karet atau kain sintetis, dan memiliki panjang yang bervariasi sesuai kebutuhan.

5. Nozzle Hydrant

Nozzle hydrant, atau nosel hydrant, adalah alat yang dipasang di ujung selang pemadam kebakaran untuk mengontrol arah dan bentuk semburan air. Jenis nozzle hydrant ada beberapa macam seperti jet nozzle, spray nozzle, dan fog nozzle, yang disesuaikan dengan jenis dan ukuran api.

6. Perangkat Penguncian Hydrant

Perangkat penguncian hydrant pada fire hydrant adalah alat yang digunakan untuk mengunci hydrant pillar dan mencegah akses yang tidak sah. Perangkat ini biasanya terbuat dari besi cor atau baja dan memiliki kunci yang hanya dapat diakses oleh petugas pemadam kebakaran yang berwenang.

 

7. Penutup (Caps)

Penutup, atau caps, adalah komponen yang digunakan untuk menutupi dan melindungi hydrant pillar dari debu, kotoran, dan vandalisme. Penutup ini biasanya terbuat dari plastik atau logam dan memiliki desain yang mudah dilepas saat dibutuhkan.

 

Cara Kerja Hydrant Pillar untuk Kebakaran Besar

Ketika kebakaran besar terjadi dan tidak lagi bisa ditangani dengan menggunakan APAR, maka hydrant pillar hadir sebagai penyelamat. Berikut cara kerja hydrant pillar untuk mengatasi peristiwa kebakaran besar:

  • Petugas damkar datang. Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi dan menandai hydrant pillar terdekat
  • Membuka penutup. Penutup hydrant pillar dilepas untuk membuka akses ke komponen di dalamnya
  • Menghubungkan selang. Selang pemadam kebakaran disambungkan ke hydrant pillar dengan erat untuk memastikan aliran air yang lancar
  • Membuka katup. Katup hydrant pillar dibuka dengan kunci khusus, memungkinkan air bertekanan tinggi mengalir dari pipa utama
  • Mengatur nozzle. Nozzle hydrant dipilih dan dipasang di ujung selang, disesuaikan dengan jenis dan besarnya api
  • Menyalurkan air. Petugas mengarahkan nozzle ke arah api dan membuka aliran air. Air bertekanan tinggi menyembur keluar, memadamkan api secara efektif
  • Kontrol dan pemadaman. Petugas terus memantau dan mengarahkan semburan air untuk memastikan api padam sepenuhnya
  • Menutup katup. Setelah api padam, katup hydrant pillar ditutup untuk menghentikan aliran air
  • Melepaskan selang. Selang pemadam kebakaran dilepaskan dari hydrant pillar dan digulung kembali.

Hydrant pillar bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran dan selang untuk mengantarkan air yang vital dalam memerangi kebakaran besar, menyelamatkan nyawa dan harta benda.

 

Standar dan Regulasi Terkait Hydrant Pillar 

Standar NFPA 20 dan SNI 03-1735-2000 mengatur pemasangan hydrant pillar yang krusial dalam sistem proteksi kebakaran gedung. NFPA 20, disusun oleh National Fire Protection Association, menetapkan bahwa hydrant pillar harus dipasang dengan jarak antara 35 hingga 38 meter untuk memastikan cakupan optimal, sesuai dengan jangkauan proteksi 1.000 meter persegi atau 30 meter jika dikonversi. 

Standar ini juga mengacu pada jarak semburan nozzle hydrant yang mencapai 5 meter, mempengaruhi penempatan strategis hydrant. SNI 03-1735-2000 menambahkan persyaratan bahwa hydrant harus mudah dilihat, tidak terhalang, dan mudah diakses, dengan mobil pemadam kebakaran dapat mencapai lokasi hydrant tanpa hambatan dalam jarak 50 meter. 

Pemenuhan standar ini penting untuk memastikan efektivitas hydrant dalam situasi kebakaran, memungkinkan akses yang cepat dan efisien bagi petugas untuk mengatasi kebakaran sebelum membesar.

Baca juga: Ini Dia Peraturan APAR Komplit Sesuai Permenaker, UU, SNI, Cekidot!

 

Setelah mengetahui bagaimana cara menggunakan hydrant dan fungsi hydrant pillar, perlindungan kebakaran juga mencakup persiapan dengan menyediakan APAR di rumah dan gedung. Temukan berbagai pilihan APAR untuk beragam kebutuhan hanya di Sahabat Utama Suksesindo!

Share On

Related Information